Kegiatan Belajar 2
Ruang Lingkup Studi Perilaku
Organisasi
Pembahasan KB2 ini berisi
tentang apa itu perilaku organisasi dan mengapa kita perlu mempelajari
bidang studi ini, hal ini dimaksudkan agar mahasiswa memahami lingkup kajian
studi PO dan pentingnya mempelajari bidang studi ini khususnya dalam rangka
meningkatkan efektifitas organisasi dan kepuasan kerja karyawan.
Secara ringkas topik-topik penting yang akan menjadi pokok
bahasan dalam KB 2 adalah sebagai berikut:
Pengertian PO, Tujuan mempelajari studi PO, Kontribusi disiplin
ilmu lain terhadap bidang studi PO, Cara menganalisis PO, Trend perkembangan
dan tantangan bidang studi keorganisasian dimasa datang.
·
Pengertian Perilaku Keorganisasian
Dalam
bukunya Organizational Theory and Design (1992), Richard L. Daft
membedakan pengertian prilaku organisasi dari teori organisasi. Teori
organisasi adalah bidang studi yang membahas organisasi secara makro sedangkan
perilaku organisasi adalah bidang studi yang membahas organisasi secara mikro.
Meski tampak adanya perbedaan pengertian, bidang kajian teori organisasi dan perilaku
keorganisasian sebetulnya sama yakni organisasi dan bahkan manusia didalam
organisasi. Namun demikian, keduanya merupakan bidang studi yang berbeda
utamanya jika kita melihatnya dari cara mengkaji organisasi. Dalam teori
organisasi manusia hanya dibahas secara agregat
sebab dalam bidang studi ini unit analisisnya adalah organisasi secara
keseluruhan (analisis makro). Sedangkan dalam perilaku
organisasi, manusia justru menempati posisi sentral (analisis mikro). Disini
manusia akan diperlakukan sebagai tempat berpijak untuk memahami organisasi
secara keseluruhan.
Menurut Keith Davis dan John Newstrom (1989) perilaku
organisasi adalah bidang studi yang mempelajari bagaimana manusia berperilaku
dan bertindak didalam organisasi. Dalam
hal ini Davis dan Newstrom lebih tegas dalam mengartikan perilaku organisasi
yakni perilaku dan tindakan manusia didalam organisasi. Dalam pandangan mereka,
tanpa mengabaikan varibel-variabel lain yang ikut mempengaruhinya, perilaku dan
tindakan manusia merupakan variabel utama yang mempengaruhi perilaku sebuah
organisasi.
Sedangkan pengertian perilaku organisasi yang dikemukakan oleh
Stephen Robbins sebagai berikut:
Perilaku keorganisasian adalah bidang studi yang meng-investigasi
individu, kelompok dan struktur organisasi, dan dampaknya terhadap perilaku
didalam organisasi dengan harapan bahwa dengan menerapkan pengetahuan tersebut
efektifitas organisasi dapat ditingkatkan.
Dari
penjelasan-penjelasan diatas akhirnya dapat disimpulkan bahwa prilaku
organisasi adalah suatu bidang studi terapan yang mempelajari prilaku manusia
didalam organisasi, baik manusia dalam kapasitasnya sebagai individu maupun
manusia sebagai kelompok, dan hubungan antara manusia dengan variabel yang
releven dengan organisasi dalam rangka untuk meningkatkan efektifitas
organisasi dan kepuasan kerja karyawan. Variable-variabel tersebut adalah
dimensi-dimensi organisasi dan lingkungan organisasi.
·
Tujuan Mempelajari Perilaku
Organisasi
Secara khusus tujuan mempelajari studi perilaku keorganisasian
adalah agar para manajer yang diberi mandat para pemilik organisasi, bisa mendeskripsikan,
menjelaskan dan mempreidiksi, dan mengendalikan prilaku manusia didalam
organisasi sehingga tujuan didirikannya organisasi dan tujuan orang-orang
yang terlibat didalamnya bisa tercapai secara optimal.
Mendeskripsikan perilaku manusia. Tujuan pertama mempelajari
studi perilaku keorganisasian adalah agar kita bisa mengenali, mendiagnosis dan
menjelaskan kejadian-kejadian, yang secara teratur dan prediktabel terjadi
dalam sebuah organisasi. Mengenali kejadian seperti ini sangat bermanfaat bagi
para manajer, sebab bisa digunakan untuk mengidentifikan masalah, menjelaskan
apa yang sedang terjadi dalam sebuah organisasi dan menjelaskan apa yang
seharusnya dilakukan para manajer.
Menjelaskan dan memprediksi perilaku manusia. Tujuan kedua mempelajari perilaku keorganisasian adalah
untuk memprediksi masa depan organisasi dengan menggunakan kejadian masa kini sebagai
prediktornya. Sebagaimana kita ketahui, organisasi umumnya didirikan bukan
untuk jangka pendek melainkan untuk jangka panjang bahkan, kalau mungkin, untuk
waktu yang tidak terbatas. Oleh karena-nya, dalam kehidupan organisasi tersebut
pasti terjadi suatu pola aktivitas yang sifatnya ajeg. Artinya bahwa pola yang
sama juga bisa terjadi dan akan berlanjut di masa datang.
Mengendalikan prilaku manusia. Tujuan ketiga adalah mengendalikan perilaku manusia
didalam organisasi. Harus kita sadari bahwa tidak semua perilaku manusia
didalam organisasi selaras dan cocok dengan kepentingan organisasi mengingat
berkumpulnya beberapa orang didalam organisasi berasal dari beberapa latar
belakang keluarga, pendidikan dan karakter yang berbeda. Disamping itu mereka juga
mempunyai kepentingan yang berbeda. Oleh karenanya perilaku manusia didalam
organisasi harus dikendalikan dengan pengertian perilaku yang disfungsional
harus dihindarkan, dan sebaliknya, perilaku yang diharapkan perlu didorong dan
ditumbuh kembangkan dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi.
·
Level Analisis Dalam Studi Prilaku Organisasi
Studi perilaku keorganisasian dapat
dilakukan melalui tiga unit analisis yang berbeda, yakni pada level individual,
kelompok dan organisasi. Didalam sebuah organisasi,
setiap kejadian bisa dianalisis melalui ketiga level ini. Demikian juga, setiap
perilaku yang kita amati dan jenis-jenis masalah yang kita diagnosis sangat
bergantung pada masing-msing level tersebut. Sebagai contoh, jika terjadi
perselisihan antara manajer quality
control (QC) dengan manajer pabrikasi, maka perselisihan ini bisa
dianalisis dari masing-masing level yang berbeda.
Gambar 1 dibawah ini menunjukkan ketiga unit
analisis sebagai dasar untuk mendiagnosis prilaku manusia didalam organisasi.
lingkungan
|
eksternal
KK
lingkungan
eksternal
Gambar
1 Tiga level sebagai dasar untuk menganalisis
perilaku
keorganisasian
Level individual. Pada level individual, setiap kejadian akan didiagnosis
berdasarkan perilaku individu. Sebagaimana telah kita ketahui, setiap orang
yang bergabung dengan organisasi, bersamanya dibawa pula kepribadian, sistem
nilai dan sikap yang berbeda antara satu individu dengan individu lainnya.
Level kelompok. Meskipun sebuah kelompok terdiri dari beberapa individu
yang mempunyai tugas dan pekerjaan yang sama/sejenis dan melaporkan pekerjaan
tersebut kepada atasan yang sama pula, bukan berarti perilaku kelompok sama
dengan kumpulan dari perilaku individu. Penyebabnya karena setiap kelompok
mempunyai norma perilaku tersendiri yang mereka bangun bersama dan diterima
oleh setiap orang atau sebagaian besar anggota kelompok. Oleh karenanya prilaku
kelompok tersebut akan terus dipertahankan - sebagai identitas diri mereka, dan
disosialisasikan diantara mereka selama kelompok tersebut masih eksis. Disisi
lain mereka akan menolak perilaku kelompok lain utamanya demi menjaga dan
melindungi eksistensi mereka.
Level organisasi. Organisasi adalah kumpulan dari individu, namun seperti halnya
dalam perilaku kelompok, kumpulan perilaku individu bukan cerminan dari perilaku
organisasi. Pada level ini semua kejadian yang terjadi didalam organisasi akan
dianalisis dalam konteks organisasi. Dalam hal ini, dimensi-dimensi organisasi
seperti struktur, desain dan kultur organisasi akan dipahami sebagai determinan
yang mempengaruhi prilaku individu dan prilaku kelompok, dan secara keseluruhan
akan berpengaruh terhadap prilaku organisasi.
Lingkungan eksternal organisasi. Disamping level individual,
kelompok dan organisasi, lingkungan eksternal organisasi juga menjadi variabel
penting dalam menganalisis perilaku keorganisasian. Penyebabnya karena manusia
tidak bisa hidup dalam lingkungan yang terisolasi. Mereka pasti berinteraksi baik dengan
sesama dalam lingkup organisasi maupun dengan mereka yang berada diluar
organisasi. Oleh karenanya kejadian-kejadian dalam organisasi juga dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang berasal dari luar organisasi. Atau dengan kata lain,
faktor lingkungan eksternal merupakan variabel penting yang tidak boleh
diabaikan dalam memahami prilaku manusia dan prilaku organisasi.
·
Kontribusi Disiplin Ilmu Lain
Bidang studi perilaku organisasi pada
dasarnya adalah domain disiplin ilmu psikologi. Namun karena disiplin ilmu
psikologi mempunyai keterbatasan dalam memahami dan menjelaskan perilaku
manusia didalam organisasi maka kontribusi disiplin lain dalam memahami perilaku
manusia tampaknya tidak bisa dihindarkan. Itulah sebabnya perilaku organisasi
yang mulai berkembang sejak tahun 1960an menjadi bidang studi yang bersifat
inter-disiplin. Diantara disiplin yang cukup dominan dalam memberi kontribusi
terhadap perkembangan disiplin prilaku organisasi adalah: psikologi, sosiologi
dan anthropologi. Selain itu disiplin lain yang ikut memberi kontribusi
disiplin ini diantaranya adalah Ilmu Politik, Sejarah dan Ilmu Ekonomi.
Saudara mahasiswa,
materi pembahasan selanjutnya adalah Sejarah,
Trend Perkembangan Dan Tantangan Ke Depan Bidang Studi Prilaku Organisasi,
silakan Saudara baca pada BMP PO. Jika ada yang kurang paham, silakan
saudara diskusikan pada ruang diskusi mata kuliah ini.
bisa cantumkan sumber materinya?
BalasHapus