INISIASI 1 (KEDUA)
DASAR-DASAR PERILAKU INDIVIDU
HUKUM PERBEDAAN
INDIVIDU
Perbedaan perilaku individu karyawan yang bersumber pada
hukum perbedaan individual yang mempunyai level analisis berbeda. Seperti
tampak pada gambar 1, bahasan akan dimulai dari uraian tentang perbedaan
individu karyawan yang komponen-komponen dasarnya terdiri dari: kepribadian dan
kemampuan diri karyawan, disamping nilai-nilai individu dan sikap karyawan. Pembahasan
selanjutnya adalah persepsi karyawan yang akan dikaitkan dengan tingkat stress
karyawan. Terakhir difokuskan pada teori dan konsep motivasi kerja.
Perbedaan individu:
Kepribadian
Kemampuan diri -------> Persepsi Pembelajaran Motivasi -------> Perilaku Individu
Nilai-nilai individu
Sikap
Gambar 1: Implikasi perbedaan individu terhadap prilaku individu karyawan
Untuk jelasnya mari kita bahas satu persatu.
KEPRIBADIAN
(PERSONALITY)
Pengertian Kepribadian
Kurt Lewin, salah seorang pioneer dalam bidang psikologi sosial,
mengatakan bahwa perilaku seseorang merupakan kombinasi dari kepribadian dan
lingkungan tempat orang tersebut tinggal dalam kurun waktu lama. Secara
matematis Kurt Lewin merumuskan teorinya kedalam satu formula:
B = f (P, E)
dimana B adalah Behavior (Prilaku),
P
adalah Personality (Kepribadian) dan
E adalah Environment (Lingkungan).
Dari formula ini bisa
diinterpretasikan bahwa kepribadian seseorang merupakan unsur penting pembentuk
perilaku. Agar dapat bisa memahami prilaku seseorang baik dalam kehidupan
sehari-hari maupun dalam organisasi, terlebih dahulu kita harus memahami
kepribadiannya. Atau bisa dikatakan bahwa hampir tidak mungkin memahami perilaku
seseorang jika kita tidak memahami kepribadiannya.
Secara definitif, kepribadian (personality)
merupakan satu set karakteristik dan kecenderungan-kecenderungan seseorang yang
bersifat permanen (tidak mudah berubah dalam jangka pendek) yang menjadikan
orang tersebut berbeda atau sama dengan orang lain dalam cara berpikir,
mengungkapkan perasaan dan berprilaku. Definisi ini pada dasarnya
menegaskan tiga hal penting tentang kepribadian. Pertama, secara
individual seseorang bisa sama atau berbeda dari orang lain bergantung dari
karakteristik dan kecenderungan-kecenderungan masing-masing individu[i]. Kedua,
sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Kurt Lewin, kesamaan atau perbedaan ini
muncul ke permukaan dalam bentuk tindakan dan prilaku seseorang yang bersifat
konsisten dan persisten. Ketiga, karakteristik dan kecenderungan-kecenderungan tersebut
tidak mudah dipengaruhi oleh tekanan-tekanan sosial, biologis, situasi atau
momen-momen tertentu.
Dalam menjelaskan kekhasan seseorang, Jaffnee menggunakan istilah “the law of individual difference
– pada dasarnya orang itu berbeda” dan perbedaan ini cenderung konsisten
dan persisten. Meski dalam jangka pendek kepribadian seseorang tidak banyak
mengalami perubahan, bukan berarti kepribadian seseorang sama sekali tidak bisa
berubah. Kepribadian seseorang masih bisa berubah utamanya karena faktor
lingkungan. Namun harus disadari pula bahwa perubahan kepribadian seseorang
tidak terjadi dalam jangka pendek. Sebaliknya perubahan tersebut terjadi dalam
waktu yang relatif lama. Sulitnya kepribadian seseorang berubah dalam waktu
pendek memberikan arti bahwa setiap orang memiliki kekhasan dan pola tersendiri
(mind set) dalam cara berpikir, cara mengungkapkan perasaan dan cara pandang
yang membedakannya dari orang lain[ii]. Jadi, kepribadian pada dasarnya bersifat dinamis tidak
statis dalam pengertian kepribadian seseorang tetap mengalami perubahan meski
perubahan tersebut terjadi secara gradual. Uraian dibawah ini akan menjelaskan
dinamika kepribadian seseorang yang akan dimulai dari pembahasan tentang teori
kepribadian.
Teori Kepribadian
Berbagai macam teori tentang kepribadian bisa dijumpai di berbagai buku
teks dan artikel-artikel ilmiah, baik yang dikembangkan oleh para filusuf pada
beberapa abad silam maupun oleh para psikolog pada awal-awal abad 20. Dalam
KB ini akan dikemukakan 3 (tiga) teori kepribadian yaitu: conflict theory, fulfillment
theory dan consistency
theory. Ketiga teori ini bisa digunakan sebagai dasar untuk
menjelaskan prilaku seseorang atau paling tidak untuk memprediksi reaksi
seseorang terhadap stimulan-stimulan yang datang kepadanya. Dari ketiga teori
ini, masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri. Oleh karenanya
tidak bisa dikatakan bahwa teori yang satu lebih unggul ketimbang teori yang
lain. Untuk memahami lebih jauh tentang teori-teori kepribadian silakan Saudara
membaca BMP secara seksama.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepribadian
Kepribadian itu sendiri dibentuk
oleh dua faktor utama yaitu faktor keturunan (nature) dan penglaman hidup
(nurture), tetapi akhir-akhir
ini faktor situasi mulai
mendapat perhatian sebagai salah satu factor yang mempengaruhi kepribadian.
Dimensi Kepribadian
Di muka telah diuraikan
bahwa kepribadian merupakan salah satu determinan yang menentukan pola pikir
seseorang, cara seseorang mengungkapkan emosi (berkeluh kesah) dan pola
prilakunya. Oleh karenanya agar kita bisa mengidentifikasi kepribadian
seseorang dan juga bisa membedakannya dengan kepribadian orang lain maka kita
perlu memahami dimensi-dimensi kepribadian. Salah cara untuk memahami kepribadian seseorang adalah dengan
memahami watak, karakter, atau sifat bawaan orang tersebut. Dalam
literatur-literatur psikologi khususnya yang berbahasa Inggris, istilah watak,
karakter atau sifat digunakan satu istilah umum yaitu traits. Traits diartikan sebagai komponen kepribadian yang menjelaskan kecenderungan seseorang dalam
cara berpikir, cara mengungkapkan perasaan dan berprilaku. Namun karena
hampir tidak mungkin menjelaskan prilaku manusia berdasarkan sekian banyak
karakter tersebut, upaya penyederhanaan dan pengelompokkan karakter tersebut
dilakukan pada studi lanjutan. Hasilnya menunjukkan bahwa hanya ada 16 karakter
utama yang secara konsisten menjadi prediktor prilaku manusia, selebihnya hanya
bersifat artifisial. Keenam belas
karakter tersebut dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.
Tabel 1
16 Sifat Manusia
1.
pendiam, tidak ramah vs. ramah,
mudah bergaul
2.
kurang cerdas vs. cukup cerdas
3.
sangat berperasaan vs. stabil secara emosional
4. patuh vs. dominan
5. serius vs. riang gembira
6. bijaksana vs. mendengarkan kata hati
7. takut vs.
berani,
suka petualangan 8. keras kepala vs. sensitif
9.
mudah percaya vs.
mudah curiga
10. praktis vs. imaginatif
11. terus terang, jujur vs. licik
12. percaya diri vs. mudah kuatir
13. konservatif vs. suka mencoba-coba
14. bergantung pada kelompoknya vs. mandiri
15. tidak terkendali vs. mengendalikan diri
16. rileks vs. bergejolak
Dimensi-Dimensi Kepribadian Lainnya
Selain menggunakan “the
big five model of personality”, pola pikir, cara mengungkapkan perasaan dan
prilaku seseorang juga bisa diprediksi melalui dimensi-dimensi kepribadian yang
lain. Diantaranya:
1.
Locus of control
2.
Kepribadian Tipe A dan Tipe B
3.
Machiavellianism
4.
Self-monitoring
5.
Self-esteem
KEMAMPUAN
DIRI
Kemampuan diri, sering
juga disebut sebagai aptittude atau skill (ketrampilan) adalah kapabilitas
seseorang untuk mengerjakan berbagai macam pekerjaan. Pendapat lain menyatakan
bahwa ability berbeda dengan skill. Jika ability adalah kemampuan seseorang
secara umum, skill merupakan
kemampuan yang dimiliki seseorang secara khusus.
Setiap orang
sesungguhnya memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu namun harus diakui pula
bahwa karena keterbatasan-keterbatasannya, tidak setiap orang bisa mengerjakan
semua pekerjaan. Kalau toh mereka bisa mengerjakan semuanya, diperkirakan
hasilnya tidak akan optimal. Kita bisa saja memiliki rasa humor tetapi tidak
seperti humornya Basuki. Demikian juga kita bisa jenius tetapi tidak seperti
Habibie. Semua itu tidak lain karena masing-masing individu hanya memiliki
kemampuan tertentu untuk setiap jenis pekerjaan tertentu pula. Oleh karenanya
kemampuan diri seseorang perlu dipahami secara seksama disamping untuk memahami
karakteristik orang tersebut juga dalam rangka mengoptimalkan kinerja
individual. Pemahaman ini menjadi penting karena didalam sebuah organisasi
kinerja individiual ini akan berpengaruh terhadap kinerja organisasi secara
keseluruhan.
Secara umum kemampuan diri seseorang bisa dibedakan
menjadi dua yakni kemampuan
mental (mental atau cognitive ability) dan kemampuan fisik (physical ability).
Seperti halnya kepribadian, kemampuan diri seseorang juga bersumber dari dua
hal yakni keturunan dan pengalaman hidup seseorang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar