SEMESTER 1

Rabu, 25 Maret 2015

DASAR-DASAR PERILAKU INDIVIDU (INISIASI 1b)

INISIASI 1 (KEDUA)

DASAR-DASAR PERILAKU INDIVIDU

HUKUM PERBEDAAN INDIVIDU
Perbedaan perilaku individu karyawan yang bersumber pada hukum perbedaan individual yang mempunyai level analisis berbeda. Seperti tampak pada gambar 1, bahasan akan dimulai dari uraian tentang perbedaan individu karyawan yang komponen-komponen dasarnya terdiri dari: kepribadian dan kemampuan diri karyawan, disamping nilai-nilai individu dan sikap karyawan. Pembahasan selanjutnya adalah persepsi karyawan yang akan dikaitkan dengan tingkat stress karyawan. Terakhir difokuskan pada teori dan konsep motivasi kerja.

Perbedaan individu:
Kepribadian
Kemampuan diri             ------->  Persepsi Pembelajaran Motivasi   ------->  Perilaku Individu
Nilai-nilai individu
Sikap 
    
Gambar 1: Implikasi perbedaan individu terhadap prilaku individu karyawan

Untuk jelasnya mari kita bahas satu persatu.

KEPRIBADIAN (PERSONALITY)
Pengertian Kepribadian
Kurt Lewin, salah seorang pioneer dalam bidang psikologi sosial, mengatakan bahwa perilaku seseorang merupakan kombinasi dari kepribadian dan lingkungan tempat orang tersebut tinggal dalam kurun waktu lama. Secara matematis Kurt Lewin merumuskan teorinya kedalam satu formula:

                                            B = f (P, E)
dimana B adalah Behavior (Prilaku),
  P adalah Personality (Kepribadian) dan
             E adalah Environment (Lingkungan).

Dari formula ini bisa diinterpretasikan bahwa kepribadian seseorang merupakan unsur penting pembentuk perilaku. Agar dapat bisa memahami prilaku seseorang baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam organisasi, terlebih dahulu kita harus memahami kepribadiannya. Atau bisa dikatakan bahwa hampir tidak mungkin memahami perilaku seseorang jika kita tidak memahami kepribadiannya.
Secara definitif, kepribadian (personality) merupakan satu set karakteristik dan kecenderungan-kecenderungan seseorang yang bersifat permanen (tidak mudah berubah dalam jangka pendek) yang menjadikan orang tersebut berbeda atau sama dengan orang lain dalam cara berpikir, mengungkapkan perasaan dan berprilaku. Definisi ini pada dasarnya menegaskan tiga hal penting tentang kepribadian. Pertama, secara individual seseorang bisa sama atau berbeda dari orang lain bergantung dari karakteristik dan kecenderungan-kecenderungan masing-masing individu[i]. Kedua, sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Kurt Lewin, kesamaan atau perbedaan ini muncul ke permukaan dalam bentuk tindakan dan prilaku seseorang yang bersifat konsisten dan persisten. Ketiga, karakteristik dan kecenderungan-kecenderungan tersebut tidak mudah dipengaruhi oleh tekanan-tekanan sosial, biologis, situasi atau momen-momen tertentu.
Dalam menjelaskan kekhasan seseorang, Jaffnee menggunakan istilah “the law of individual difference – pada dasarnya orang itu berbeda” dan perbedaan ini cenderung konsisten dan persisten. Meski dalam jangka pendek kepribadian seseorang tidak banyak mengalami perubahan, bukan berarti kepribadian seseorang sama sekali tidak bisa berubah. Kepribadian seseorang masih bisa berubah utamanya karena faktor lingkungan. Namun harus disadari pula bahwa perubahan kepribadian seseorang tidak terjadi dalam jangka pendek. Sebaliknya perubahan tersebut terjadi dalam waktu yang relatif lama. Sulitnya kepribadian seseorang berubah dalam waktu pendek memberikan arti bahwa setiap orang memiliki kekhasan dan pola tersendiri (mind set) dalam cara berpikir, cara mengungkapkan perasaan dan cara pandang yang membedakannya dari orang lain[ii]. Jadi, kepribadian pada dasarnya bersifat dinamis tidak statis dalam pengertian kepribadian seseorang tetap mengalami perubahan meski perubahan tersebut terjadi secara gradual. Uraian dibawah ini akan menjelaskan dinamika kepribadian seseorang yang akan dimulai dari pembahasan tentang teori kepribadian.

Teori Kepribadian
Berbagai macam teori tentang kepribadian bisa dijumpai di berbagai buku teks dan artikel-artikel ilmiah, baik yang dikembangkan oleh para filusuf pada beberapa abad silam maupun oleh para psikolog pada awal-awal abad 20. Dalam KB ini akan dikemukakan 3 (tiga) teori kepribadian yaitu: conflict theory, fulfillment theory dan consistency theory. Ketiga teori ini bisa digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan prilaku seseorang atau paling tidak untuk memprediksi reaksi seseorang terhadap stimulan-stimulan yang datang kepadanya. Dari ketiga teori ini, masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri. Oleh karenanya tidak bisa dikatakan bahwa teori yang satu lebih unggul ketimbang teori yang lain. Untuk memahami lebih jauh tentang teori-teori kepribadian silakan Saudara membaca BMP secara seksama.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepribadian
Kepribadian itu sendiri dibentuk oleh dua faktor utama yaitu faktor keturunan (nature) dan penglaman hidup (nurture), tetapi akhir-akhir ini faktor situasi mulai mendapat perhatian sebagai salah satu factor yang mempengaruhi kepribadian.

Dimensi Kepribadian
Di muka telah diuraikan bahwa kepribadian merupakan salah satu determinan yang menentukan pola pikir seseorang, cara seseorang mengungkapkan emosi (berkeluh kesah) dan pola prilakunya. Oleh karenanya agar kita bisa mengidentifikasi kepribadian seseorang dan juga bisa membedakannya dengan kepribadian orang lain maka kita perlu memahami dimensi-dimensi kepribadian. Salah cara untuk memahami kepribadian seseorang adalah dengan memahami watak, karakter, atau sifat bawaan orang tersebut. Dalam literatur-literatur psikologi khususnya yang berbahasa Inggris, istilah watak, karakter atau sifat digunakan satu istilah umum yaitu traits. Traits diartikan sebagai komponen kepribadian yang menjelaskan kecenderungan seseorang dalam cara berpikir, cara mengungkapkan perasaan dan berprilaku. Namun karena hampir tidak mungkin menjelaskan prilaku manusia berdasarkan sekian banyak karakter tersebut, upaya penyederhanaan dan pengelompokkan karakter tersebut dilakukan pada studi lanjutan. Hasilnya menunjukkan bahwa hanya ada 16 karakter utama yang secara konsisten menjadi prediktor prilaku manusia, selebihnya hanya bersifat artifisial. Keenam belas karakter tersebut dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1
16 Sifat Manusia

1.  pendiam, tidak ramah        vs.                    ramah, mudah bergaul
2.  kurang cerdas                    vs.                    cukup cerdas
3.  sangat berperasaan           vs.                    stabil secara emosional
4.  patuh                                  vs.                    dominan
5.  serius                                 vs.                    riang gembira
6.  bijaksana                            vs.                    mendengarkan kata hati
7.  takut                                   vs.                    berani, suka petualangan                                   8.  keras kepala                       vs.                    sensitif
9.  mudah percaya                  vs.                    mudah curiga
10. praktis                                vs.                    imaginatif
11. terus terang, jujur              vs.                    licik
12. percaya diri                        vs.                    mudah kuatir
13. konservatif                         vs.                    suka mencoba-coba
14. bergantung pada kelompoknya vs.            mandiri
15. tidak terkendali                          vs.            mengendalikan diri
16. rileks                                          vs.            bergejolak

Dimensi-Dimensi Kepribadian Lainnya
Selain menggunakan “the big five model of personality”, pola pikir, cara mengungkapkan perasaan dan prilaku seseorang juga bisa diprediksi melalui dimensi-dimensi kepribadian yang lain. Diantaranya:
1.      Locus of control
2.      Kepribadian Tipe A dan Tipe B
3.      Machiavellianism
4.      Self-monitoring
5.      Self-esteem

KEMAMPUAN DIRI
Kemampuan diri, sering juga disebut sebagai aptittude atau skill (ketrampilan) adalah kapabilitas seseorang untuk mengerjakan berbagai macam pekerjaan. Pendapat lain menyatakan bahwa ability berbeda dengan skill. Jika ability adalah kemampuan seseorang secara umum, skill merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang secara khusus.
Setiap orang sesungguhnya memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu namun harus diakui pula bahwa karena keterbatasan-keterbatasannya, tidak setiap orang bisa mengerjakan semua pekerjaan. Kalau toh mereka bisa mengerjakan semuanya, diperkirakan hasilnya tidak akan optimal. Kita bisa saja memiliki rasa humor tetapi tidak seperti humornya Basuki. Demikian juga kita bisa jenius tetapi tidak seperti Habibie. Semua itu tidak lain karena masing-masing individu hanya memiliki kemampuan tertentu untuk setiap jenis pekerjaan tertentu pula. Oleh karenanya kemampuan diri seseorang perlu dipahami secara seksama disamping untuk memahami karakteristik orang tersebut juga dalam rangka mengoptimalkan kinerja individual. Pemahaman ini menjadi penting karena didalam sebuah organisasi kinerja individiual ini akan berpengaruh terhadap kinerja organisasi secara keseluruhan.
Secara umum kemampuan diri seseorang bisa dibedakan menjadi dua yakni kemampuan mental (mental atau cognitive ability) dan kemampuan fisik (physical ability). Seperti halnya kepribadian, kemampuan diri seseorang juga bersumber dari dua hal yakni keturunan dan pengalaman hidup seseorang


Tidak ada komentar:

Posting Komentar